Kamis, 26 Februari 2015

Mengukur ketebalan pipa di dalam tanah dengan metode LRUT

Diangkat oleh Aminudin Zuhri pada 11.30
Dari penerapan metode UT, dasar teknologinya adalah memanfaatkan perbedaan kerambatan sinyal ultrasonik terhadap suatu substrat/material. Apakah mungkin, menerapkan metode UT untuk memperoleh citra objek di dalam permukaan tanah. Sebagai contoh, pipa yang ditanam di bawah permukaan. Tentu kita tidak sedang berbicara tentang bagaimana mendeteksi suatu objek tak diketahui di dalam tanah sebgaimana dilakukan oleh para arkeolog. Karena akan banyak hambatan untuk menggunakan sinyal ultrasonik; baik karena sulitnya melakukan coupling antara transmitter/sensor dan media perambatan, kecepatan rambat sinyal yang berbeda tergantung jenis tanah, dan tentu sinyal echo dengan intensitas tinggi sebagai akibat dari hambatan - hambatan tersebut. Akan lebih mudah jika digunakan metode Ground-pentrating Radar (GPR) yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik pada frekuensi UHF/VHF daripada metode UT. 

Aplikasi metode RBI, telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam menekan beberapa pekerjaan yang yang tidak perlu. Sehingga biaya operasional dapat ditekan, yaitu dengan menitik-beratkan inspeksi pada daerah kritis pada jaringan pipa. Metode UT sederhana tidak disarankan untuk proses inspeksi pipa di dalam permukaan tanah. Tetapi digunakan Guided Waves; sinyal ultrasonik dengan frkuensi di bawah 100 kHz yang dirambatkan pada objek mengikuti dimensi ketebalan. Pada titik/daerah kritis yang telah dipilih, inspkesi dilakukan seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar a mununjukkan kerja metode UT sederhana dan Gambar b sebagai ilustrasi metode Long Range UT (LRUT). 


Sebuah transduser array dipasang dengan sistem pneumatik/mekanikal pada pipa dalam kondisi kering. Sinyal dirambatkan dengan metode pulse-echo, dari transducer tersebut secara bersamaan dengan sinyal balik yang diterima oleh transducer baik karena batas ujung/dinding material atau karena cacat. Perambatan dapat dilakukan sampai 100 meter (50 - 50 meter) untuk pipa dengan kondisi baik dan tidak banyak variasi geometri (perubahan arah, lubang drain, valve, ventilasi, dll), dan turun menjadi 20 meter untuk pipa yang sudah sangat berkarat. Dengan metode ini, dapat dideteksi cacat sebesar 5% dari luasan atau untuk pipa dengan tipikal dimensi seragam antara 1 - 5% dari luasan area. Selain menggunakan transduser array, beberapa LRUT juga menggunakan transduser dari material jenis piezoelektrik atau magnetostrictive.

Ilustri pemasangan transducer array
  Sejarah penggunaan LRUT awalnya untuk mengukur korosi yang terjadi di bawah permukaan terinsulasi pada aplikasi pabrik petrokimia. Yang kemudian digunakan secara luas untuk inspeksi pipa yang sulit dijangkau dengan menggunakan UT sederhana. Dari hasil analisa LRUT, selanjutnya dapat dihitung RLA (Remaining Life Assessment) berdasarkan standard APIRP574 atau ASME B31.3. Contoh hasil analisa data inspeksi LRUT dapat dilihat pada ilustri di bawah. Kelemahan dari LRUT berhubungan dengan jenis material yang menutupi objek, terutama material yang cenderung attenuative. Sebagai contoh jika pipa dilapisi material coating jenis bitumen/aspal. Selain itu, untuk geometri yang cenderung tidak uniform juga akan menyulitkan analisa data hasil inspeksi. Sehingga dibutuhkan operator yang ahli untuk melakukan inspeksi dengan LRUT. diadaptasi dari www.ndt.net

Kategori: ,
  • Hubungi Kami

    Office:

    Suradita Residence
    Jl. Chery Blok C5-18
    Suradita Serpong 15310

  • Kotak Info

    Mobile:

    +62 812 8905 3950

    Mail:
    info@metalink.co.id
  • Histats