Jumat, 30 Januari 2015


Jakarta, EnergiToday -- Pemerintah tidak mempunyai ketegasan dalam menghadapi PT Freeport yang ditunjukkan melalui perpanjangan kerja sama dengan perusahaan tersebut.

Ekonom dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Ahmad Erani Yustika mengatakan perpanjangan kontrak kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan PT Freeport untuk durasi enam bulan ke depan seharusnya tak perlu dilakukan karena banyak hal yang diingkari oleh perusahaan asing yang mengeksplorasi tambang emas di Papua ini.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB itu mengatakan hingga saat ini PT Freeport belum juga membangun smelter di Papua, padahal kewajiban itu seharusnya sudah direalisasikan sejak lima tahun lalu.

Di bidang perminyakan saja, puluhan perusahaan yang tidak taat aturan, belum lagi perusahaan besar dan kecil yang bergerak di bidang sumber daya alam lainnya, seperti batubara, gas, alumunium, dan timah. Oleh karena itu, ia menginginkan pemerintah atau pihak manapun tidak sampai melakukan pelemahan terhadap fungsi para penegak hukum, termasuk lembaga khusus yang menangani korupsi, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Selain itu, perusahaan tersebut harus bertanggung jawab terhadap pembangunan industri di Papua, yakni membangun industri hilir berbasis tembaga karena lebih mudah ketimbang PT Freeport membangun smelter," tutur Ahmad, seperti dikutip dalam Analisadaily.com, Rabu (28/01). (id/ad)

Kamis, 22 Januari 2015

Pengunaan Eddy current dalam industri sudah umum karena keunggulannya dalam mendeteksi cacat subsurface pada logam yang konduktif, dalam praktis pengujian NDT tradisional yang memanfaatkan sifat elektromagnetis. Dasar dari banyak peralatan NDT (juga pada UT, Radiography, Dye Penetrant) yang memanfaatkan sifat - sifat fisika material. Karena perlakuan yang disyaratkan cukup komplek untuk dapat dihasilkan inspeksi yang akurat, metode - metode tersebut semakin terbatas pemakaiannya seiring dengan kebutuhan industri yang semakin inovatif. BFET (Balanced Field Electromagnetic Technique) adalah teknologi terkini yang bekerja seperti scanner tanpa memerlukan preparasi yang rumit dan kompleks. Batasan BFET dapat digunakan sampai kedalaman permukaan 0,375" atau 9,5 mm dan sudah diaplikasikan untuk inspeksi Tangki, Piping, Tube Stub, Drum, Column, Dryer, Heat Exchanger Shell, dan banyak peralatan industri lain. Metode lain yang mirip dengan BFET adalah ACFM (Alternating current field measurement) yang mengkombinasikan keuntungan dari teknik ACPD (Alternating Current Potential Drop) dan ECT  (Eddy Current Testing). 

Prinsip dasar dari BFET adalah memanfaatkan sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh coil yang disusun sedemikian rupa pada sumbu x dan z (potensial pada 0 satu sama lain). Coil pada bidang x berfungsi sebagai penghasil sinyal dan coil pada bidang z sebagai sensor penerima menghasilkan fluks yang seragam dan stabil. Seperti terlihat pada gambar, ketika terdapat cacat pada logam, fluks akan terganggu sehingga menghasilkan informasi adanya cacat.



Kelebihan dari sifat elektromagnetik, tidak diperlukan syarat khusus pada permukaan yang akan diinspeksi, baik pada permukaan yang dilapisi cat, epoxy maupun rubber lining misalnya. Karena pada dasarnya sensor probe tidak harus kontak langsung dengan material yang diinspeksi. BFET dapat diaplikasikan sampai dengan 1 ft/sec sepanjang material uji. Sensor probe (Hawk-eye Probe) tipe sederhana mampu mendeteksi sampai kedalaman 0,125" (3 mm), seukuran pensil dan dapat dibentuk (machining) untuk mendapatkan sudut sesuai permukaan material uji. Juga dapat dibuat dari bahan keramik yang memungkinkan untuk inspeksi pada temperatur sampai 500 derajad Fahrenheit (260 derajad celcius).


Sensor Probe juga dapat digunakan secara paralel untuk mendapatkan hasil inspeksi lebih lebar atau pada sisi radial (Piping) dalam satu waktu sepanjang L. Data disajikan secara real-time, memudahkan untuk menandai lokasi cacat. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan inspeksi yaitu agar selama pergerakan probe dapat berjalan dengan halus tanpa gangguan. Sehingga desain probe juga sangat penting dalam proses scanning dengan BFET. diadaptasi dari testex-ndt.com.

Hasil Scanning dengan BFET, Cacat diindikasikan dalam 3D Color Display



  • Hubungi Kami

    Office:

    Suradita Residence
    Jl. Chery Blok C5-18
    Suradita Serpong 15310

  • Kotak Info

    Mobile:

    +62 812 8905 3950

    Mail:
    info@metalink.co.id
  • Histats