Kamis, 29 Maret 2012

TAMBANG, 15 Maret 2012 | 15.01
Bangun PTLS Di Sebatik, PLN Hemat Rp 200 Juta Per Bulan

Pemasangan Panel Surya (ilustrasi)

Alamsyah Pua Saba
alam@tambang.co.id

Jakarta-TAMBANG- PLN telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau Sebatik, Kalimantan Timur. PLTS dengan kapasitas 340 kilowatt peak (kWp) tersebut, disinyalir mampu mengurangi konsumsi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) pembangkit listrik diesel hingga 16 ton per bulan atau setara dengan penghematan biaya operasional sebesar Rp 200 juta per bulan. Investasi yang dikeluarkan oleh PLN untuk pembangunan PLTS Sebatik sebesar Rp 11,4 miliar.


Sebelumnya, sebanyak 3.244 pelanggan PLN di pulau Sebatik mendapat pasokan listrik dari PLTD Sei Nyamuk kapasitas 2.470 kilo Watt (kW) selama 24 jam. Dengan menggunakan konsep hibrida, PLTS Sebatik memasok listrik pada siang harinya, sedangkan pada malam hari Genset memasok penuh listrik di Sebatik dengan beban puncak 1600 kW. Hal ini dilakukan karena PLTS Sebatik belum menggunakan baterai sebagai penyimpan listrik.


PLTS Sebatik dibangun diatas lahan 5000 meter persegi, berlokasi di desa Padaidi Kecamatan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Timur dan diresmikan pengoperasiannya akhir minggu lalu oleh Direktur Operasi Indonesia Timur Vickner Sinaga bersama pemerintah kabupaten Nunukan.


Desain dan pembangunan fisik PLTS Sebatik dilaksanakan oleh PT Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan PT LEN Industri (Persero). PT SEI juga sudah menyelesaikan pembangunan PLTS di Lembata, NTT dan Miangas di Sulawesi Utara akhir tahun lalu, dan kembali mendapat kepercayaan dari PLN untuk lima pulau lainnya yg sedang dalam proses konstruksi termasuk Pulau Tioor dan Pulau Wonreli yg direncanakan operasi bulan April ini bersama delapan pulau lainnya di Maluku.

Selain itu, PLTS dibangun di pulau - pulau yg tersebar, di Papua, Papua Barat, Maluku Utara, NTB dan Sulawesi Selatan yg merupakan bagian dari Program PLTS di 100 pulau di wilayah timur Indonesia yang ditargetkan selesai pada Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2012.

Rabu, 07 Maret 2012

Promo Beli Paket Mesin dapat Mesin

Diangkat oleh Aminudin Zuhri pada 12.36
Kami adalah produsen mesin pembuat tusuk sate dengan pengalaman yang mumpuni. Baik pembuatan maupun service mesin diluar produk bengkel kami. Anda juga dapat menentukan jenis paket mesin yang anda butuhkan.

Berikut kami tawarkan Mesin paket, untuk produksi tusuk sate kapasitas 200kg/8jam (searah jarum jam).
1. Mesin Poles
2. Mesin Serut
3. Mesin Peruncing
4. Mesin Irat


Beban mesin rendah, efektif dengan penggerak Dinamo. Dinamo menggunakan Wipro single phase 220V.Desain mesin bersifat mekanis, sehingga mudah dirawat.
Datang ke workshop kami: Alamat di Dsn Catut, Karangrejo. Tulungagung.

Untuk pembelian Paket Mesin tersebut diatas, dapatkan gratis 1 unit mesin Press Cutting atau Mesin Potong Standard.

Pesanan TNI rampung | Dipublikasikan oleh dmc.kemhan.go.id

Diangkat oleh Aminudin Zuhri pada 09.00

http://www.artileri.org/2013/03/pt-di-serahkan-6-helikopter-bell-412-ep.html

 

PT. DI Serahkan Helikopter Bell 412 EP Kepada TNI

Berita Lama | 2012-03-02 08:23:08 | 1622 Kali Dibaca
Bandung, DMC. Seiring dengan komitmen pemerintah terhadap penggunaan produksi industri pertahanan dalam negeri, kekuatan Alutsista TNI kembali diperkuat dengan kehadiran tiga unit Helikopter Bell 412 EP, masing-masing 2 unit untuk TNI AD dan 1 unit untuk TNI AL, produksi kedirgantaraan dalam negeri dalam hal ini PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang mendapat lisensi langsung dari Bell Helicopter Textron Inc, Amerika Serikat.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan Berita Acara Serah Terima tiga unit Helikopter Bell 412 EP yang dilakukan oleh Direktur PT. DI Budi Santoso, Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksda TNI Sru Handayanto dan Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasad Brigjen TNI Nengah Widana, Jum'at, (2/3), di Rotary Wing Hall PT. DI, Bandung.
Penyerahan dan penandatanganan tersebut disaksikan langsung Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro, Pimpinan Komisi I DPR RI, TB. Hasanudin, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Wakasad Letjen TNI Budiman, S.IP., Ka Baranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP, serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI, Mabes AD dan Mabes AL.
Penyerahan tiga unit Helikopter Bell 412 EP APBN-P TA. 2011 tersebut merupakan penyerahan tahap pertama dari total pesanan berjumlah 7 unit. Saat ini, PT DI masih mengerjakan sisa 4 unit Bell 412 EP yang diperuntukkan 2 unit bagi TNI AD dan 2 unit untuk TNI AL. Total anggaran yang digunakan dari APBN-P 2011 untuk pengadaan 1 unit Helikopter Bell 421 EP ini sekitar 102 Milyar Rupiah, dan total anggaran untuk pemesanan sebanyak 7 Unit Helikopter Bell 412 EP membutuhkan sekitar 700 Milyar Rupiah.
Pengadaan Helikopter Bell 412 EP dilakukan berdasarkan Rencana Strategis TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut Tahun 2009-2014 sebagai upaya pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI, khususnya helikopter angkut militer, yang selanjutnya armada ini akan memperkuat Alutsista TNI Angkatan Darat di Skadron 12 serbu Pusat Penerbangan AD (Puspenerbad) dan Skadron 400 Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal).
Helikopter Bell 412 EP ini merupakan seri terbaru di kelasnya dan merupakan jenis helikopter angkut militer yang handal karena dapat mengangkut 10 orang personel serta mampu mengangkut beban sekitar tiga ton. Meski demikian, helikopter angkut ini bisa dipersenjatai dengan senapan mesin sehingga dapat digunakan untuk kegiatan operasi militer sekaligus operasi bantuan kemanusiaan serta penanganan bencana alam.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pembelian helikopter Bell- 412 EP oleh kedua Angkatan merupakan bukti nyata komitmen pemerintah terhadap penggunaan produksi industri pertahanan dalam negeri. Selain itu menjadi bukti keberhasilan industri pertahanan dalam negeri khususnya PT.DI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista TNI sehingga meningkatkan kemampuan operasional.
"Saya meyakini bahwa PT.DI akan berupaya secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan Alutsista pertahanan Indonesia, karena PT.DI telah berkomitmen akan tetap eksis jika produk-produknya dapat dimanfaatkan secara kontinyu oleh Kementerian Pertahanan dan TNI," ungkap Menhan.
Menurut Menhan, dalam rangka mendukung kemandirian dalam produksi Alutsista kedepannya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan, akan tetap concern dan terus melakukan berbagai terobosan. Diantaranya, melakukan penyiapan perangkat lunak pengembangan industri dalam negeri maupun optimalisasi pendayagunaan produksi dalam negeri melalui kontrak pengadaan alat peralatan TNI.
"Pada akhirnya diharapkan kita dapat meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri sehingga dapat meminimalisasi ketergantungan pengadaan Alutsista dari luar negeri," tutur Menhan.(MAW/BDN/SR)

Magnetic Particle Inspection

Diangkat oleh Aminudin Zuhri pada 06.15
Proses inspeksi dengan metode MPI memanfaatkan medan magnet baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendeteksi cacat yang berada di dalam permukaan material ferromagnetic (tidak terlihat). Yaitu dengan mengalirkan arus pada material sehingga terbentuk medan magnet pada material tersebut. Atau dengan cara meletakkan sebuah alat yang menghasilkan magnet pada material. Kedua metode ini membutuhkan aliran arus listrik sebagai sumber tenaga, AC maupun DC.

Cacat atau diskontinuitas pada material uji akan menimbulkan perubahan fluks magnet, karena perbedaan kerapatan medan magnet. Perbedaan kerapatan tersebut akan menarik partikel magnet yang digunakan sebagai indikator pengujian. Partikel Magnet, baik aplikasi kering maupun basah, akan terkumpul pada daerah cacat dan memberikan indikasi untuk evaluasi lebih lanjut.


sumber: wikipedia
Gambar disamping menunjukkan pengujian MPI untuk mengetahui indikasi Stress Corrosion Cracking pada pipeline.
Kelebihan:
^^Deteksi cacat mikro
^^Deteksi pada benda dengan geometri kompleks, Ring, Pipa, dan sejenisnya
^^Deteksi cacat di dalam permukaan
^^Mudah untuk aplikasi in situ

Ultrasonic Testing | Metode Inspeksi NDT

Diangkat oleh Aminudin Zuhri pada 05.58
Aplikasi Ultrasonic Testing (UT) di dalam disiplin inspeksi (terutama NDT) diawali oleh penemuan seorang periset dari Amerika, Dr. Floyd Firestone (University of Michigan). Penemuan tersebut didaftarkan pada Mei 27, 1940, di institusi hak paten Amerika untuk penemuan metode pencarian dan pengukuran bagian 'tak-homogen' pada suatu material dengan menggunakan ultrasonic media (April 21, 1942 as U.S. Patent No. 2,280,226).


Ultrasonic Testing digunakan untuk mengetahui cacat, dimensi dan ukurannya, karakterisasi material, dan aplikasi lain yang memanfaatkan sifat gelombang yang ditembakkan pada substrat.
Standard peralatan UT antara lain unit pulser/receiver, unit transducer, dan unit display. Pulsa (gelombang elektrik, tegangan tinggi) yang ditembakkan pada substrat diperoleh dari unit pulser dan akan diterima kembali oleh unit receiver dalam 1 paket unit (mengirim dan menerima).
Unit transducer bekerja sebagai penguat pulsa yang sudah diubah menjadi energi gelombang ultrasonic. Unit ini akan mendeteksi penerimaan gelombang kembali sesuai sifat gelombang yang akan terpantul jika ada penghalang terhadap arah rambatan. Dengan demikian, perbedaan panjang arah rambatan yang berbeda ditampilkan dalam unit display. Perbedaan nilai konversi yang ditampilkan inilah yang dievaluasi sebagai petunjuk adanya cacat pada substrat.

sumber: 1. wikipedia 2. ndt-ed.org

  • Hubungi Kami

    Office:

    Suradita Residence
    Jl. Chery Blok C5-18
    Suradita Serpong 15310

  • Kotak Info

    Mobile:

    +62 812 8905 3950

    Mail:
    info@metalink.co.id
  • Histats